Home » » Dimensi Nasionalisme Pram: Kesadaran dan Pemahaman Sejarah

Dimensi Nasionalisme Pram: Kesadaran dan Pemahaman Sejarah

   Membicarakan indonesia-dinamika sosial, ekonomi,budaya, dan hiruk pikuk, suasana politiknya-tidak akan ada habisnya, mala semakin menarik untuk dilihat, ibarat gosip-gosip selebritis yang setiap hari ditayangkan di media mass. Puluhan bahkan sudah ratusan buku dan artikel yangtersebar ditoko buku serta perpustakaan yang mengkaji dan menganalisa tentang Indonesia. Dan penulis juga tertarik meramaikan dan menambah wacana tentang Indonesia-dari persfektif Pramoedya, baik dalam kontks kekinian sambil menengok masa lalu sebagai landasan berpijak dalam melangkah kedepan 
     Membuka kembali lembaran sejarah dapat membantu memahami kembali indonesia. Pemahaman ke-Indonesian tidak sekedar menampilkan sejarah secara empiris akan tetapi berusaha menganalisa fakta empiris yang ada terutama dinamika yang terjadi dalam masyarakat. Menganalisa proses dialektika yang terjadi di Indonesia secara mendalam dan komprehensif tentunya membuthkan pemahaman teoritik "tingkat tinggi". Persilangan berbagai bidang keilmuan tidak terhindarkan; sosilogi,antropologi,arkeologi,sejarah,budaya,politik,dan bidang keilmuan yang lain.
     Mengapa Pram?karena menurut saya, banyak konsep yang ditawarkan oleh Praomedya tentang "nasionalisme indonesia" yang tidak pernah diperhatikan baik oleh sejarawan politis, Indonesia maupun elit pilitik Indonesia. Jika kita baca lagi karya-karya Pram, hampir semua berkisah tentang Indonesia, mulai dari proses terbentuknya dinamika yang terjadi didalamnya sampai pada proses pembangunannya. Selain itu juga penulis berusaha memulai menampilkan Pram (ntentunya pemikiran yang tertuang dalam karya-karyanya) dalam dunia akademik, karena selama ini karya-karya Pram jarang -bahkan tidak pernah-dikaji dan dipelajari dalam dunia akademik padahala karya-karyanya banyak yang membicarakan  tentang sejarah nusantara (studi tentang Indonesia), konsep demokrasi tema tetang perempuan, kemanusian, teknologi, dan sebaginya.
     Seperti dikatakan sebelumya bahwa sangat sulit menemukan akar "Nasionalisme Indonesia" tanpa ada pemahaman dan kesadaran sejaraha. Seperti yang sering dikatakan Pram bahwa untuk membagun lagi "nasionalisme Indonesia" yang sudah porak poranda, baik karena ancaman tuntutan "komunitas lama" untuk membentuk negara sendiri, ancaman globalisasi yang mengancam ketahanan nasional,terlebih lagi semakin tingginya tingkat konsumerisme masyarakat-tidak diimbangi oleh produktifita. Maka yang dibutuhkan untuk menjadi Indonesia lebih maju adalah pembangunan " nation and character building". Dan pembangunan "nation and cahracter building"  hanya dapat dilakukan dengan memahami dan sadar akan sejaraha.
      Dan dengan pemahaman "The peope must know their histoy", Pram berusaha menampilkan perjalanan Indonesia dari sudut pandang yang berbeda, semboyan tersebut sangat mempengaruhi Pram dalam pembentukan pribadinya sebagai pengarang, Sejarah dijadikan perspektif dalam pembentukan karya-karyannya. Arti pentingnya mempelajari sejarah adalah untuk melihat sebuah proses yang sinergis-saling berhubungan antara masa lalu, sekarang dan kemudian memunculkan sebuah pondasi kasimpulan. Menurutnya karena masyarakat Indonesia - terutama para pemimpin negara-mengidap penyakit 'Udim Sejarah' tidak kenal sejarah, humanisme proletar Indonesia dihianati oleh Humanisme universal yang berasal dari barat. Tidak mempunyai kesadaran sejarah yang menyebabkan nasionalisme Indonesia gagal. Kekacauan yang dialami bangsa Indonesia saat ini disebabkan kurang kesadaran sejarah, sehingga bangsa ini tidak tahu dari mana harus berangkat menata masa depannya.
        Sejarah yang ditampilkan Pram jauh berbeda dengan para sejarawan lannya. Pertama, pram memunculkan sejumlah sejarah yang tidak banyak ditulis oleh sejarwan pada umumnya dan yang terdapat dalam pelajaran sejarah yang diajarkan pada institusi pendidikan sekarang . Dalam karyanya yang berkaitan dengan sejarah Indonesia-Misalnya asru balik dan Tetranologi Pram menampilkan perspektif baru dalam melihat proses pembentukan Indonesia, Kedua metode dan corong yang diapakai oleh pram menggunakan medium sastra -dalam hal ini novel-sebagai lat propaganda-sastra dan perjuangan ibarat dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Satra tidak bisa dilepaskan dari masyarakat karena sastra merupakan bagian dari masyarakat.
     Jika dibongkar-bongkar karya Pram maka akan ditemukan banyak cerita tentang perjalanan Indonesia. Tema pokoknya banyak bercerita tentang nasion.





Sumber referensi
Yusuf muhammad,2014,pramoedya dan kisah tentang indonesia,jlnmustafa: