Defenisi Penelitian Terapan dan Penelitian Murni

Penelitian Terapan adalah dimana hasil penelitiannya sudah bisa langsung diterapkan dan dipraktikkan sedangkan Defenisi Penelitian Murni adalah Penelitian teori dimana bukan untuk tujuan praktis tertentu.

seditkit tapi semoga bermanfaat bagi kalia

Contoh Penulisan Daftar Pustaka Sesuai Dengan Panduan Ilmiah

assalamualaikum, artikel kali ini akan membahas mengenai contoh daftar pustaka sesuai dengan panduan ilmiah, pasti masih banyak diantara kalian yang masih bingung dengan penulisan daftar puastaka nah aku akan memberikan cotohnya

diambil dari Buku
misalnya : Robbins,2010.Human Resource Management. American Publish. New york.

Jurnal
Parasuraman,2010. "pengaruh motivasi terhadap prestasi kerja".Jurnal Ekonomi. 12 Edisi 1

Faktor Kegagalan Dan Keberhasilan Usaha

Sebuah inspirasi yang cukup bermanfaat bagi kita tentang konsep dan strategi dalam menjalankan usaha sangat tergantung pada bagaimana kita menyikapi dan menarik sisi positif dari faktor-faktor keberhasilan sebuah usaha serta mewaspadai dan melakukan tindakan proaktof-antisipatif atas faktor-faktor keberhasilan usaha itu. Sebaiknya kita melihat faktor-faktor tersbut. Faktor keberhasilan usaha seorang wirausahawan hanya dilihat dari seberapa keras ia bekerja, tetapi seberapa cerdas ia melakukan dan merencanakan strateginya serta mewujudkannya. Jadi lebih baik menjadi wirausahawan yang cerdas (smart). Apa itu smart? Smart artinya cerdas, bukan? Tetapi ada makna tersendiri mengenai smart entrepreneur, yaitu:
  1. Strategic thinker. seorang wirausahawan juga adalah seorang strategic planner yang handal. Ia tidak hanya bekerja mengandalkan kekuatan 'otot' tetapi juga menggunakan otak. Jadi tidak hanya bermodal nekat.
  2. Motivator. Bagi dirinya, bila mengalami kegagalan ia akan selalu bangkit dari kegagalan (pantang menyerah) serta menjadi motivator yang handal bagi tim dan karyawannya. You are a great motivator, too!
  3. Ambitious. seorang wirausahawan juga harus punya ambisi. Tentu saja ambisi yang positif dan tepat. Ia harus menghindari ambisi yang buruk, yaitu target waktu yang kurang realistis alias ingin cepat instan, sehingga ia cenderung menghalalkan segala cara, tabrak sana tabrak sini, yang penting mencapai target dan cepat sukses. Ambisi semacam itu akan sulit terwujud. Dengan ambisi yang tepat, kita mempunyai semangat dan hasrat untuk mewujudkannya (gigih)
  4. Risk manager. seorang wirausahwan tidak hanya sekadar risk taker tetapi juga seorang risk manager bagi dirinya dan usahanya, Risk manager berarti ia tidak gegabah, tidak terburu-buru, cermat, taktikal, cerdas dan jeli membaca risiko dan peluang sehingga ia akan memilih risiko optimalbagi perusahaannya.
  5. Totality. dalam mengerjakan tugas-tugas dan membangun usahanya,seorang wirausahawan pantang mundur ke belakang/pantang menyerah. Ia bekerja secara total dengan full commitment untuk usahanya. Ia benar-benar mencintai usahanya untuk itu ia berusaha agar usahnya tidak jatuh dan gagal.
Faktor-Faktor Keberhasilan Usaha
secara singkat telah diterangkan bahwa wiraushawan yang sukses pasti cerdas (smart). Sekarang kita akan mempelajari faktor-faktor keberhasilan usaha untuk anda pelajari, yaitu:
  1. Faktor Peluang.  banyak peluang emas tetapi belum tentu tepat untuk anda karena peluang emas yang tepat itu mengandung keselarasan, keserasian, dan keharmonisan antara siapa aku, bisnis apa yang dumasuki, pasarnya bagaimana, kondisi, situasi, dan perilaku pasarnya sehingga anda bisa menemukan peluang emas yang tepat buat anda.
  2. Faktor manusiawi. faktor kesuksesan operasional sebuah usaha dan yang lainnya adalah strategi dan perencanaan yang matang.
  3. Faktor keuangan. Arus kan itu bagaikan aliran darah dalam tubuh kita. bila arus kas tidak mengalir, maka bisnis pasti akan berhenti dan mati.
  4. Faktor organisasi. ibarat sebuah pohon yang memiliki batang yang kokoh dan kuat, organisasi usaha ibarat harus terstruktur dengan baik. 
  5. Faktor perencanaan. anda harus memahami bahwa bekerja tanpa rencana berarti berjalan tanpa tujuan yang jelas. 
  6. Faktor pengelolaan usaha. semua faktor diatas adalah soft plan success factors atau faktor-faktor keberhasilan usaha, tetapi kita juga membutuhkan action your plans as well as.
  7. Faktor pemasan dan penjualan.dalam konteks ini pemasaran dan penjualan adalah "lokomotif" bagi "gerbong-gerbong"lainnya seperti keungan, personalia, produksi, distribusi, logistik, pembelian dan lain-lain.
  8. Faktor administrasi. tanpa pencatatan dan dokumentasi yang baik dan pengumpulan serta pengelompokan data administarsi, maka strategi, taktik,perencanaan,pengembangan, program-program, dan arah perusahaan menjadi tidak berjalansesuai harapan karena hanya dilakukan berdasarkan feeling atau perasaan anda saja.
  9. Catatan bisnis. banyak usaha yang sulit dan tidak berkembang hanya disebabkan karena wirausahawan tidak tahu sejauh mana bisnisnya berjalan?catatan usaha atau bisnis akan membantu kita mengetahui sejauh mana kita menjalankan usaha, sampai dimana, mengapa sampai disini, karena apa kita begini dan lain-lain.
Tidak begitu berilmu tapi setidaknya dpaat memberikan ilmu. semoga bermanfaat Wassalam.

Makalah Manajemen Konflik dan Pengambilan Keputusan

BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Konflik merupakan kondisi yang terjadi ketika dua pihak atau lebih menganggap ada perbedaan posisi yang tidak selaras, tidak cukup sumber dan tindakan salahsatu pihak menghalangi, atau mencampuri atau dalam beberapa hal membuat tujuan pihak lain kurang berhasil.
Tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.
Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi. Perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya.
Dengan dibawa sertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.
Konflik bertentangan dengan integrasi. Konflik dan integrasi berjalan sebagai sebuah siklus di masyarakat. Konflik yang terkontrol akan menghasilkan integrasi. Sebaliknya, integrasi yang tidak sempurna dapat menciptakan konflik.

B.       Rumusan Masalah
1.    Pengertian Konflik Dan Sebab-Sebab Timbulnya Konflik ?
2.    Jenis-Jenis Konflik ?
3.    Kaitan organisasi dan konflik ?
4.    Kaitan kepemimpinan dan konflik ?
5.    Kaitan motivasi dan konflik ?
6.    Solusi dalam mnyelesaikan konflik ?

C.      Tujuan
1.    Untuk mengetahui Konflik Dan Sebab-Sebab Timbulnya Konflik
2.    Untuk mengetahui Jenis-Jenis Konflik
3.    Untuk mengetahui kaitan organisasi dan konflik
4.    Untuk mengetahui kaitan Kaitan kepemimpinan dan konflik
5.    Untuk mengetahui kaitan motivasi dan konflik
6.    Untuk mengetahui Solusi dalam mnyelesaikan konflik




 
BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Konflik Dan Sebab-Sebab Timbulnya Konflik
Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
Konflik dilatar belakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi. Perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya.
Dengan dibawa sertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri. Konflik bertentangan dengan integrasi. Konflik dan integrasi berjalan sebagai sebuah siklus di masyarakat. Konflik yang terkontrol akan menghasilkan integrasi. Sebaliknya, integrasi yang tidak sempurna dapat menciptakan konflik.

Pengertian konflik menurutahli yakni sebagai berikut:
1.    Menurut Wirawan, (2009), konflik merupakan warisan kehidupan sosial yang boleh berlaku dalam berbagai keadaan akibat daripada berbangkitnya keadaan ketidaksetujuan, kontroversi dan pertentangan di antara dua pihak atau lebih pihak secara berterusan.
2.    Menurut Berstein, (1965), konflik merupakan suatu pertentangan atau perbedaan yang tidak dapat dicegah, konflik ini mempunyai potensi yang memberikan pengaruh positif dan negatif dalam interaksi manusia.

Oleh karena konflik bersumber pada keinginan, maka perbedaan pendapat tidak selalu berarti konflik. Persaingan sangat erat hubungannya denga konflik karena dalam persaingan beberapa pihak menginginkan hal yang sama tetapi hanya satu yang mungkin mendapatkannya. Persaingan tidak sama dengan konflik namun mudah menjurus ke arah konflik, terutuma bila ada persaingan yang menggunakan cara-cara yang bertentengan dengan aturan yang disepakati. Permusuhan bukanlah konflik karena orang yang terlibat konflik bisa saja tidak memiliki rasa permusuhan. Sebaliknya orang yang saling bermusuhan bisa saja tidak berada dalam keadaan konflik. Konflik sendiri tidak selalu harus dihindari karena tidak selalu negatif akibatnya. Berbagai konflik yang ringan dan dapat dikendalikan (dikenal dan ditanggulangi) dapat berakibat positif bagi mereka yang terlibat maupun bagi organisasi.
Sebab-Sebab Timbulnya Konflik
Beberapa faktor penyebab terjadinya konflik yakni sebagai berikut :
a.    Perbedaan persepPerbedaan pola pandang tentang suatu hal bisa menimbulkan konflik karena masing-masing pribadi tetap bersih kuku dengan persepsinya. Konflik ini bisa terselesaikan bila masing-masing pribadi sepakat dengan satu arah, tujuan, dan bergabung kedalam tim.
b.    Ketidak harmonisan pemikiran
Ketidak selarasan dan keharmonisan pemikiran bisa memunculkan sebuah konflik karena perbedaan visi dan misi, tetapi mereka memiliki satu keinginan yang masing-masing ingin menonjolkan egonya.
c.   Egoisme (keakuan)
 Semakin egois atau semakin tinggi tingkat keakuan seseorang semakin mudah pula konflik timbul dengan orang lain dimanapun dia berada.
d.        Persaingan
Keinginan untuk lebih dari yang lain, baik berupa kekuasaan, prestasi, atau popularitas dapat melahirkan persaingan yang selalu memunculkan konflik bila tidak disiasati dengan baik.
e.         Situasi dan kondisi yang mendukung konflik (perselisihan)
Situasi dan kondisi bisa menciptakan konflik bila didalam situasi itu telah muncul tindakan yang membakar keegoan. Orang itu disebut “provokator” karena niatnya untuk mewujudkan konflik demi kepentingannya.
f.          Perilaku sesorang
Perilaku kita atau orang lain yang mengarah pada hal yang bisa menimbulkan konflik itu bisa terjadi apabila perilaku itu menyinggung perasaan orang lain atau tidak tunduk pada aturan yang disepakati sebelumnya.
g.        Kurangnya komunikasi satu dengan yang lainnya.
Masalah komunikasi dapat menimbulkan konflik apabila tidak diarahkan dengan baik. Oleh karena itu, agar konflik tidak terjadi perlu dibangun model komunikasi yang dilandasi oleh rasa saling menghormati diantara semua pihak yang terlibat atau tergabung didalam suatu kegiatan.
h.        Terjadinya diskriminasi
Hal yang bisa menimbulkan konflik karena sikap dan perilaku seseorang terhadap orang lain tidak sama, baik atasan terhadap bawahan ataupun manajer dengan karyawannya.
i.          Kebencian
Kebencian yang telah muncul sebelum terjadinya konflik akan menyebabkan konflik itu semakin dalam dan berujung pada pertikaian.

B.       Jenis-Jenis Konflik
Menurut Hendro, (2011), ada tiga jenis-jenis konflik yaitu :
1.    Konflik di dalam hati dan pikiran atas proses pengambilan keputusan dari berbagai alternatif untuk dipilih satu alternatif terbaik dengan risiko minimal.
2.    Konflik dengan pihak lain yang harus segera diputuskan agar masalah tidak berlarut-larut dan bisa merugikan kedua bela pihak.
3.   Konflik terhadap sebuah keputusan dari beberapa alternatif. Apakah mengambil keputusan ya atau tidak, baik atau buruk, tepat atau tidak bagi tim.
Menurut Fahmi, Irham, (2016), ada lima jenis konflik dalam kehidupan organisasi :
1.    Konflik dalam diri individu, yang terjadi bila seorang individu menghadapi ketidak pastian tentang pekerjaan yang diharapkan untuk melaksanakannya, bila berbagai permintaan pekerjaan saling bertentangan, atau bila individu diharapkan untuk melakukan lebih dari kemampuannya.
2.    Konflik antar individu dalam organisasi yang sama, dimana hal ini sering diakibatkan oleh perbedaan-perbedaan kepribadian. Konflik ini juga berasal dari adanya konflik antar peranan.
3.    Konflik antara individu dan kelompok, yang berhungan dengan cara individu menanggapi tekanan untuk keseragaman yang dipaksakan oleh kelompok kerja mereka. Sebagai contoh seorang individu mungkin dihukum atau diasingkan oleh kelompok kerjanya karena melanggar norma-norma kelompok.
4.    Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama, karena terjadi pertentangan antar kelompok.
5.    Konflik antar organisasi, yang timbul sebagai akibat bentuk persaingan ekonomi dan sistem perekonomian suatu negara. Konflik ini telah mengarahkan timbulnya pengembangan produk baru, teknologi, dan jasa, harga-harga lebih rendah , dan penggunaan sumber daya lebih efisien.



 
C.      Organisasi Dan Konflik
Menurut Erni, Tisnawati, (2005), “bahwa dampak hubungan strategi dan budaya dapat menimbulkan konflik jika individu-individu dalam organisasi kurang dapat beradaptasi, menempatkan diri pada posisinya, dan mementingkan kelompok dan golongannya.
Kemampuan adaptasi yang tinggi dan rendah memiliki hubungan kuat dalam mempengaruhi pembentukan intensitas konflik. Adaptasi yang rendah pada budaya organisasi menggambarkan dan melahirkan perbedaan persepsi. Konflik yang tinggi bisa mempengaruhi produktivitas yang di hasilkan, produktivitas yang tinggi juga harus didukung oleh kondisi kerja yang kondisif atau jauh dari konflik. Faktor-faktor yang dominan dapat mempengaruhi produktivitas organisasi adalah suasana kerja kondusif, perbaikan atau penggunaan alat-alat, dan teknik manajerial.

D.      Kepemimpinan dan Konflik
Pimpinan dalam konsep manajemen konflik memiliki pengaruh besar dalam mempengaruhi timbulnya konflik atau bahkan lebih jauh menyelesaikan konflik. Karena itu ada hubungan kuat dari seorang pempinan dalam usaha mempengaruhi menyelesaikan konflik. Yaitu membawa konflik dari negatif ke arah positif.Namun jika konsep pimpinan itu adalah salah maka bisa menimbulkan dampak sebaliknya yaitu mampu membuat konflik itu sendiri menjadi lebih besar dan berbahaya. Oleh karena itu seorang pimpinan harus paham bagaimana mengelolah konflik, yaitu mengubah konflik menjadi motivasi yang mampu mempengaruhi peningkatan produktivitas perusahaa
E.       Konflik Dan Motivasi
Konflik dengan berbagai jenis telah membuat seseorang mengalami berbagai macam masalah termasuk diri psikologis orang yang bersangkutan. Dampak konflik pada psikologis adalah terjadinya sikap murung, mudah tersinggung, cepat marah, dan tidak menginginkan orang lain peduli pada dirinya secara lebih dalam karena ia menganggap sikap masalah mampu ia selesaikan sendiri. Dan berbagai bentuk reaksi psikologis lainnya.
Namun kalau konflik yang dialami dalam bentuk tekanan pada dirinya tersebut jika tidak mampu diatasinya maka akan menyebabkan dirinya terus saja begitu. Oleh karena ada baiknya seseorang mengarahkan konflik itu sebagai usahanya melepaskan konflik dengan menjadikan konflik itu sebagai masukan berarti atau koreksi positif walaupun terlihat keras namun ambillah itu sebagai nasehat agar kita menjadi orang yang lebih baik lagi. Dan banyak pihak yang telah membuktikan keberhasilan dengan menerapkan metode seperti itu.

F.       Solusi Dalam Menyelesaikan Konflik
1.    Menghindar dari konflik dengan bersembunyi.
Kita tidak perlu menyelesaikan konflik yang sedang terjadi dan tidak ada gunanya menghadapi konflik tersebut biarkan meredah dengan sendirinya.
2.   Meraih keberhasilan dalam menyelesaikan konflik.
Penyelesaian konflik seperti ini dengan cara menguasai pihak lawan. Teknik ini biasanya untuk mendapatkan informasi agar konflik bisa terselesaikan dengan baik. Namun penyelesaian seperti ini bila posisi anda benar dan anda punya alasan yang lebih kuat dalam mempertahankan persepsi.
3.    Penyelesaian konflik dengan bernegosiasi (win-win solution).Penyelesaian konflik seperti ini bertujuan untuk menjaga keharmonisan, keselarasan, dan hubungan yang baik. Karena menjaga hubungan baik itu lebih penting sehingga perlu di ciptakan komunikasi yang baik.
4.    Penyelesaian konflik dengan pertimbangan jangka panjang dan demi kelangsungan tim atau organisasi.
Bila tugas dan keharmonisan itu sangat penting maka segera selesaikan konflik ini dan beri toleransi waktu agar bisa berpikir lebih jernih untuk segera melakukan pembicaraan kembali.




BAB III
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.
Sebab-Sebab Timbulnya Konflik
a.    Perbedaan persepsi
b.    Ketidak harmonisan pemikiran
c.    Egoisme (keakuan)
d.    Persaingan
e.    Situasi dan kondisi yang mendukung konflik (perselisihan)
f.     Perilaku sesorang.
g.    Kurangnya komunikasi satu dengan yang lainnya.
h.    Terjadinya diskriminasi
i.      Kebencian

Jenis-Jenis Konflik
1.    Konflik di dalam hati dan pikiran atas proses pengambilan keputusan dari berbagai alternatif untuk dipilih satu alternatif terbaik dengan risiko minimal.
2.    Konflik dengan pihak lain yang harus segera diputuskan agar masalah tidak berlarut-larut dan bisa merugikan kedua bela pihak.
3.    Konflik terhadap sebuah keputusan dari beberapa alternatif. Apakah mengambil keputusan ya atau tidak, baik atau buruk, tepat atau tidak bagi tim.

Solusi Dalam Menyelesaikan Konflik
1.    Menghindar dari konflik dengan bersembunyi.
2.    Meraih keberhasilan dalam menyelesaikan konflik.
3.    Penyelesaian konflik dengan bernegosiasi (win-win solution).
4.    Penyelesaian konflik dengan pertimbangan jangka panjang dan demi kelangsungan tim atau organisasi.

B.       Saran
Janganlah sering membuat masalah-masalah yang akan menimbulkan konflik. Dan jika kamu ingin menyelesaikan sebuah konflik maka selesaikanlah dengan cara yang positif seperti, diantara salah satunya bernegosiasi. Karena itu semua merupakan cara selain dapat menyelesaikan konflik juga berdampak positif bagi kita semua




DAFTAR PUSTAKA

Wirawan, (2009), Konflik dan Manajemen Konflik, penerbit Erlangga; Jakarta

Berstein, (1965), Teori Perilaku Keorganisasian, PT Buku Seru; Jakarta

Hendro, (2011), Dasar-Dasar Kewirausahaan, penerbit Erlangga; Jakarta

Fahmi, Irham ,(2016), Manajemen Pengambilan Keputusan, penerbit Alfabeta; Bandung

Erni, Tisnawati, (2005), Pengantar Manajemen, penerbit Kencana; Jakarta