A. Latar
Belakang
Mungkin ada
setumpuk pertanyaan, masalah dan keinginan yang berada di kepala anda dan tentu
anda ingin menjawab semua pertanyaan, masalah dan keinginan tersebut. Singkat
kata, anda ingin meraih keuntungan. Benar kata orang bijak ”Jika cara anda
tepat dalam membuat keputusan, maka anda akan terbebas dari berbagai persoalan
dalam hidup”.
Manajemen membutuhkan informasi sebagai dasar
pengambilan keputusan mereka. Sistem informasi mempunyai peranan yang penting
dalam menyediakan informasi untuk manajemen setiap tingkatan. Tiap-tiap
kegiatan dan keputusan manajemen yang berbeda membutuhkan informasi yang
berbeda. Oleh karna itu, untuk dapat menyediakan informasi yang relevan dan berguna bagi manajemen, maka
pengembangan system informasi harus memahami terlebih dahulu kegiatan yang
dilakukan oleh manajemen dan tipe keputusannya.
Konsep Dasar Motivasi dan
Manajemen Pengambilan Keputusan Motivasi berasal
dari kata motif yang berarti “segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk
bertindak melakukan sesuatu”. Sedangkan dalam bahasa inggris kata motivasi
adalah berasal dari kata “motivation”
yang berarti”daya batin atau dorongan”.
Menurut Clifford T.Morgan: “Motivation is a general
term it refers to states within the organism to behavior is directed in other
words motivation has three aspect: 1)Motivating state within the organism; 2)Behavior
arosed and directed b this state and; 3)The goal to words which the behavior is
directerd”.
“Motivasi adalah istilah umum yang menunjukan kepada
keadaan (kondisi) yang menggerakan kepada tujuan atau tingkah laku akhir. Dengan
kata lain motivasi mempunyai tiga aspek yaitu: 1)Keadaan yang mendorong; 2)Tingkah
laku yang di dorong; 3)Kondisi yang memuaskan atau meringankan keadaan yang
mendorong”.
Pengambilan keputusan adalah memilih salah satu lebih
di antara sekian banyak alternative keputusan yang mungkin. Alternatif
keputusan meliputi keputusan ada kepastian, keputusan beresiko, keputusan
ketidakpastian dan keputusan dalam konflik.
Keputusan
bisa di buat berulang kali secara rutin dan dalam bentuk persoalan yang sama
sehingga mudah di lakukan keputusan. Keputusan yang di hadapi mungkin serupa
dengan situasi yang pernah di alami, tetapi ada ciri khusus dari permasalahan
yang baru timbul.
Teori Pengambilan keputusan, Keputusan yang baru
mungkin, persoalan baru yang belum pernah dialami sebelumnya. Salah satu komponen
terpenting dari proses pembuatan keputusan adalah kegiatan pengumpulan
informasi dari mana suatu apresiasi mengenai situasi keputusan dapat di buat. Pembuat
keputusan bisa perorangan atau kelompok baik untuk kepentingan sendiri maupun
kepentingan kelompok. Lingkungan keputusan dapat sampai tak terbatas.
Empat Kategori keputusan, Keputusan dalam keadaan ada
kepastian (certainty) Keputusan dalam
keadaan resiko (risk), Keputusan
dalam keadaan ketidakpastian (Uncertainty)
Keputusan dalam keadaan ada konflik (conflict).
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Motivasi?
2. Apa pengertian Hubungan Motivasi dan Kerja?
3. Apa Teori-Teori Motivasi dan Aplikasi Teori
tersebut pada pengelolaan perusahaan?
4. Apa pengertian Motivasi dan Kepemimpinan?
5. Apa pengaruh Motivasi bagi peningkatan kerja perusahaan?
C. Tujuan
Tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian
Motivasi.
2. Untuk mengetahui pengertian
Hubungan Motivasi dan Kinerja.
3. Untuk mengetahui Teori-Teori
Motivasi dan Aplikasi Teori tersebut pada pengelolaan perusahaan.
4. Untuk mengetahui pengertian
Motivasi dan Kepemimpinan.
5. Untuk mengetahui pengaruh
Motivasi bagi peningkatan kerja perusahaan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Motivasi
Motivasi
adalah aktivitas perilaku yang bekerja dalam usaha memenuhi kebutuhan-kebutuhan
yang di inginkan (Fahmi, 2013:107).
Untuk
memahami lebih dalam definisi motivasi ada baiknya kita melihat beberapa
pendapat para ahli berikut ini.
Menurut Chung
& Megginson
yang di kutip oleh Faustinon
Cardoso Gomes (2001:177), menerangakan bahwa”Motivation is defined as/goal-directed
behavior.it concerns the level of effort one exerts in pursuing a goal…it’ is
closely performance” (motivasi di rumuskan sebagai
perilaku yang di tujukan pada sasaran. Motivasi
berkaitan dengan tingkat usaha yang di lakukan oleh seseorang dalam mengejar
suatu tujuan…motivasi berkaitan erat dengan kepuasan dan performansi
pekerjaan).
Menurut Barelson
dan Steinerl yang di kutip
oleh Ernie Tisnawati (2005) motivasi sebagai ”all
those inner striving conditions variously describet as wishes, desire, needs, drives, and the like” (Marchrany,1985). Dengan demikian, motivasi dapat di artikan sebagai
keadaan kejiwaan dan sikap mental manusia yang memberikan energy, mendorong kegiatan dan menggerakan
dan mengarah atau menyalurkan perilaku kearah mencapai kebutuhan yang memberi
kepuasan atau mengurangi ketidakseimbangan.
Di
sisi lain menurut Santoso Soeroso (2003:69) ”Motivasi adalah suatu
set atau kumpulan perilaku yang memberikan landasan bagi seseorang untuk
bertindak dalam suatu cara yang di arahkan kepada tujuan spesifik tertentu (specific
goal directed way)”.
Berdasarkan pengertian
motivasi menurut para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi
adalah suatu kondisi atau keadaan yang dimaksudkan untuk mempengaruhi maupun
mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu atau tindakan dengan tujuan untuk
memenuhi kebutuhan hidup seperti yang diinginkan. sehingga motivasi dapat dibagi
menjadi dua bagian pokok, yaitu:
a.
Motivasi
yang bersumber dari luar diri seseorang, yang dikenal dengan Motivasi
Ekstrinsik.
b.
Motivasi
yang bersumber dari dalam diri seseorang, yang dikenal denagan Motivasi
Instrinsik.
B. Hubungan
Motivasi dan Kinerja
Motivasi
dan kinerja seseorang
yaitu Penetapan
tujuan penting dalam proses motivasi. Anda harus tahu cara menetapkan tujuan
bagi diri anda sendiri dan bagaimana
bekerja dengan
kariawan untuk menciptakan tujuan mereka. Proses penetapan tujuan adalah proses
penentuan kinerja yang akan memandu aktivitas selanjutnya. Tujuan yang ANDA TETAPKAN haruslah realitas, bisa dicapai
dan spesifikasi. Jenis tujuan yang
anda akan mempengaruhi perilaku
yang muncul.
Tujuan
yang anda tetapkan haruslah spesifik, baik itu untuk anda sendiri maupun untuk
orang lain. Tujuan yang kabur tidak akan menghasilkan tingkat kinerja terbaik.
Hanya dengan memerinci dengan pasti apa yang hendak dilakukan, maka tingkat
kinerja yang tinggi bisa dicapai. Jika anda hanya meminta karyawan untuk
“melakukan yang terbaik”. Maka mereka tidak punya gambaran yang jelas tentang bagaimana
seharusnya bekerja.
Menentukan
peran uang dalam motivasi.
Uang
bukanlah satu-satunya motivasi kenyataanya, kini uang tidak lagi menjadi
motivator utama. Bila
dulu uang digunakan oleh manajemen sebagai penyelesaian masalah, sekarang para
karyawan menghendaki lebih sekadar uang, pada tahun 1776, adam smith, seorang ahli ekonomi, menyatakan
bahwa ketertarikan dari
pada
pemerolehan uang merupakan motivator utama bagi semua orang kendati sebagai
orang masih memegang asumsi, kebanyakan
peneliti sependapat bahwa uang bukan lagi motivator utama.
C. Teori-teori Motivasi
& Aplikasi Teori tersebut pada pengelolaan perusahaan
Teori-teori motivasi
1.
Teori
Dua Faktor Hezberg dan penerapan di perusahaan
Frederick Herzberg (Hasibuan,
1990:177) mengemukakan teori motivasi berdasarkan teori dua faktor yaitu faktor
higiene dan motivator. Dia membagi kebutuhan Maslow menjadi dua bagian yaitu
kebutuhan tingkat rendah (fisik, rasa aman, dan sosial) dan kebutuhan tingkat
tinggi (prestise dan aktualisasi diri) serta mengemukakan bahwa cara terbaik
untuk memotivasi individu adalah dengan memenuhi kebutuhan tingkat tingginya.
Frederick
Herzeberg (Hariyanto: 2001)
mengembangkan
teori hierarki kebutuhan Maslow menjadi
teori dua faktor tentang motivasi. Dua faktor ini dinamakan
faktor pemuas (motivation factor) yang disebut
dengan satisfier atau intrinsic motivation dan faktor
pemelihara (maintenance factor) yang disebut
dengan dissatisfier atau estrinci motivation.
Menurut Hezberg, faktor-faktor
seperti kebijakan, administrasi perusahaan, dan gaji yang memadai dalam suatu
pekerjaan akan menentramkan karyawan. Bila faktor-faktor ini tidak memadai maka
orang-orang tidak akan terpuaskan (Robbins, 2001:170).
Menurut hasil penelitian
Herzberg ada tiga hal penting yang harus diperhatikan dalam memotivasi bawahan
(Hasibuan, 1990:176) yaitu :
a.
Hal-hal
yang mendorong karyawan adalah pekerjaan yang menantang yang mencakup perasaan
berprestasi, bertanggung jawab, kemajuan, dapat menikmati pekerjaan itu sendiri
dan adanya pengakuan atas semua itu
b.
Hal-hal
yang mengecewakan karyawan adalah terutama pada faktor yang bersifat
embel-embel saja dalam pekerjaan, peraturan pekerjaan, penerangan, istirahat
dan lain-lain sejenisnya.
c.
Karyawan
akan kecewa bila peluang untuk berprestasi terbatas. Mereka akan menjadi
sensitif pada lingkungannya serta mulai mencari-cari kesalahan.
2. Teori
Harapan (Victor H. Vroom’s Expectancy
Theory) dan penerapan di perusahaan
Victor Vroom (Robbins,
2003:229). teori harapan, di katakan seseorang karyawan dimotivasi untuk
menjalankan tingkat upaya yang tinggi bila ia menyakini upaya akan menghantar
ke suatu penilaian kinerja yang baik
Karena
ego manusia yang selalu menginginkan hasil yang baik baik saja, daya penggerak
yang memotivasi semangat kerja seseorang terkandung dari harapan yang akan
diperolehnya pada masa depan (Hasibuan 2001:165). Apabila harapan dapat menjadi
kenyataan, karyawan akan cenderung meningkatkan gairah kerjanya. Sebaliknya
jika harapan tidak tercapai, karyawan akan menjadi malas. Teori ini dikemukakan
oleh Victor Vroom yang mendasarkan teorinya pada tiga konsep penting:
a.
Harapan
(expentancy)
Suatu kesempatan yang diberikan
terjadi karena prilaku. Harapan merupakan propabilitas yang memiliki nilai
berkisar nol yang berati tidak ada kemungkinan hingga satu yang berarti
kepastian.
b.
Nilai
(Valence)
Akibat dari prilaku tertentu mempunyai nilai atau
martabat tertentu (daya atau nilai motivasi) bagi setiap individu tertentu.
c.
Pertautan
(Inatrumentality)
Persepsi dari individu bahwa
hasil tingkat pertama akan dihubungkan dengn hasil tingkat ke dua.Vroom
mengemukakan bahwa pertautan dapat mempunyai nilai yang berkisar antara –1 yang
menunjukan persepsi bahwa tercapinya tingkat ke dua adalah pasti tanpa hasis
tingkat pertama dan tidak mungkin timbul dengan tercapainya hasil tingkat
pertama dan positip satu +1 yang menunjukan bahwa hasil tingkat pertama perlu
dan sudah cukup untuk menimbulkan hasil tingkat ke dua.
Manajemen Berdasarkan Sasaran
(Management By Objectives =MBO) menggunakan teori penetapan tujuan ini.
Berdasarkan tujuan-tujuan perusahaan, secara berurutan, disusun tujuan-tujuan
untuk divisi, bagian sampai satuan kerja yang terkecil untuk diakhiri penetapan
sasaran kerja untuk setiap karyawan dalam kurun waktu tertentu.
Selanjutnya dapat dipahami
bahwa penerapan teori harapan di perusahaan kiranya seorang manajer (pimpinan)
selalu melakukan hal-hal seperti berikut :
a. Tentukan tujuan organisasi secara jelas dan
tentukan pula kreteria kinerjanya.
b.
Pimpinan perusahaan (instansi) selalu menyediakan insentif (pendorong kerja)
yang menarik, baik berupa penghargaan dalam bentuk uang maupun penghargaan
lain, agar para karyawan (terutama bawahan) bersedia mencapai tujuan organisasi
melalui upaya mencapai kinerja sesuai dengan kreteria yang telah ditetapkan.
c. Pimpinan
perusahaan (instansi) secara teratur menjelaskan tentang umpan balik tujuan
perusahaan (instansi), sehingga setiap karyawan mengetahui posisi peranannya
dalam perusahaan (instansi).
d. Gunakan
cara manajemen partisipatif di mana para karyawan diikutsertakan dalam
pengambilan keputusan tertentu di mana mereka dapat melakukan pekerjaan dengan
baik.
e. Pertemuan
atau berunding dengan karyawan bawahan dilakukan berdasarkan komonikasi dua
arah. Dalam hal ini kedua pihak harus menjadi pendengar yang baik didasari niat
yang baik demi peningkatan kinerja perusahaan (instansi).
f. Secara
khusus memberikan orientasi pengenalan ruang lingkup kerja kepada karyawan baru
tentang pekerjaan atau tugas yang diinginkan oleh perusahaan (instansi). Hal
ini dipertlukan agar karyawan baru dapat cepat menguasai tugasnya sesuai degan
kebutuhan instansi (perusahaan).
D. Motivasi
dan Kepemimpinan
Motivasi
dan kepemimpinan merupakan salah satu faktor kunci dalam fungsi pengarahan dan
implementasi dari manajemen organisasi. Motivasi
terkait dengan berbagai hal yang
mendorong seseorang untuk menunjukan perilaku tertentu dalam organisasi dan
lingkunganya.
Terdapat
berbagai pendekatan dalam menjelaskan teori motivasi, di antaranya adalah pendekatan klasik dan
kontemporer. Yang
termasuk ke dalam pendekatan klasik mengenai teori motivasi adalah mencakup
pendekatan tradisional, pendekatan
relasi manusia, dan
pendekatan manajemen SDM.
Yang
termasuk ke dalam pendekatan kontemporer mengenai teori motivasi adalah mencakup pendekatan kebutuhan, pendekatan keseimbangan dan keadilan, pendekatan pengharapan, pendekatan penguatan, dan pendekatan penyusunan tujuan. Kepemimpinan adalah aktivitas untuk memengaruhi perilku orang lain agar mereka maudi arahkan untuk
mencapai
tujuan
organisasi (Thoha, 2015:121).
Dalam
praktiknya, kepemimpinan dibedakan dengan
manajemen. Kepemimpinan
dalam implementasi rencana memotivasi dan memberikan inspirasi peran pada saat
implementasi adalah memotvasi orang-orang yang teah sepakat bekerjasama untuk
melakukan implementasi dari apa yang telah di bangun sebagai upaya bersama.
Terdapat beberapa
pendekatan dalam menjelaskan teori-teori kepemimpinan, antara lain pendekatan personal, pendekatan perilaku, dan pendekatan kontingens (Fahmi,2016)
Selain
ketiga pendekatan tersebut di atas, di
kenal pula beberapa pendekatan kontemporer lainya seperti pendekatan substitusi
terhadap kepemimpinan, kepemimpinan
karismatik, dan
kepemimpinan transformative. Perilaku
politis dapat di lakukan manajer atau seseorang karena dana tujuan tertentu
yang ingin di raihnya dalam organisasi. Pada
praktiknya, beberapa
perilaku politis ini bisa berupa inducement, persuasion, creation of obligation, dan coercion. Manajer
perlu mempertimbangkan berbagai perilaku dan tindakannya sekiranya ingin mampu
mengendalikan dan mengelola perilaku-perilaku politis yang di tunjukan para
anggotanya. Tujuan seorang
pemimpin memberikan motivasi kepada bawahannya adalah :
a. Mendorong
gairah dan semangat kerja karyawan.
b.
Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan.
c.
Meningkatkan produktivitas karyawan.
d.
Mempertahankan loyalitas dan kestabilan karyawan perusahaan
e
Meningkatkan kedisiplinan dan menurunkan tingkat absensi karyawan.
f.
Mengefektifkan pengadaan karyawan.
g.
Meningkatkan suasana dan hubungan kerja yang baik.
h.
Meningkatkan kreativitas dan partisipasi karyawan.
i.
Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan.
j. Mempertinggi
rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya.
k.
Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku
E. Pengaruh Motivasi bagi peningkatan kerja
perusahaan
Dalam kehidupan organisasi,
pemahaman terhadap motivasi bagi setiap pemimpin sangat penting artinya, namun
motivasi juga dirasakan sebagai sesuatu yang sulit. Hal ini dikemukakan oleh
Wahjosumidjo (1994:173) sebagai berikut :
a. Motivasi
sebagai suatu yang penting (important
subject) karena peran pemimpin itu sendiri kaitannya dengan bawahan. Setiap
pemimpin tidak BOLEH tidak harus bekerja
bersama-sama dan melalui orang lain atau bawahan, untuk itu diperlukan
kemampuan memberikan motivasi kepada bawahan.
b. Motivasi sebagai suatu yang sulit (puzzling subject), karena motivasi sendiri tidak bisa diamati dan diukur secara pasti. Dan untuk mengamati dan mengukur motivasi berarti harus mengkaji lebih jauh perilaku bawahan. Disamping itu juga disebabkan adanya teori motivasi yang berbeda satu sama lain.
Motivasi memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap kepuasan kerja. Semakin tinggi motivasi kerja semakin
tinggi pula kepuasan kerja pegawai atau anggota organisasi. Sebaiknya pemimpin
harus terus memotivasi para pegawainya agar kepuasan juga menjadi tinggi.
Kepuasan kerja mempengaruhi kinerja, sehingga berdampak pada prestasi yang
lebih baik.
.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebagai
Kesimpulan, kami ingin memberikan tambahan sebagai kesimpulan yang lebih jelas
dan mudah dipahami oleh pembaca. Berikut ini lima kiat terbaik (emas) yang
menjadi landasan dan ukuran dalam membuat keputusan kreatif,efektif dan
praktis.
1. Sebelum
membuat keputusan,berdoalah kepada Allah dan lakukan shalat istikarah.
2. Siapkan
perangkat ilmu (teori,metodologi) yang cukup sebelum membuat keputusan.
3. Melakukan
Musawarah (sharing experiences) untuk membuat keputusan.
4. Lebih mengedepankan pertimbangan rasio dari pada
emosi dalam membuat keputusan.
5. Hati-hati
dari pengaruh(pihak lain),dan jangan lengah serta tidak boleh tertipu (terprovokasi).
B.
Saran
Dalam
mengambil keputusan dalam manajemen,kita perlu mempelajari beberapa aspek yang
sudah kami susun dalam Pembahasan makalah ini,kita semua pasti tidak
menginginkan keputusan yang kita ambil adlah keputusan yang bisa membuat kita
menyesal di kemudian hari.Untuk itu dalam makalah ini sangat perlu dan di
butuhkan oleh semua mahasiswa yang masih memerlukan ilmu dan pengetahuan dalam
pengambilan keputusan untuk menentukan kehidupan di masa yang akan datang agar
menjadi manusia yang lebih baik. Aamiin
Daftar Pustaka
Ernie,
Tisnawati (2005) Pengantar manajemen.Kencana,Jakarta
Edi, Sutrisno
(2009) Manajemen sumber daya manusia.Kencana,Jakarta
Fahmi, Irham (2013)
Perilaku Organisasi. Bandung :Alfabeta
____________(2016)
Manajemen pengambilan keputusan teori dan aplikasi. Alfabeta, cv,Bandung
Gomes, Faustino Cardoso (2001)
Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Andi Offset
Hasibuan, Melayu
S.P (1990) Manajemen Sumber daya manusia. Jakarta: CV Haji Masagung
_______________(2001)
Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT.
Bumi Aksara.
Harianto,Sugeng
(2001) Manajemen Skill,Prenada media,Jakarta
Juliansah,Nor
(2013) Peneliitian ilmu manajemen,Pramedia grup,Jakarta
Robbins, Stephen P
(2001) “Perilaku organisasi” Jild 1 Edisi 8, PT Prenhalindo, Jakarta
_______________
(2003) Perilaku organisasi. Index
Jakarta
Santoso, Soeroso (2003) Manajemen Sumber Daya Manusia di
Rumah Sakit; Suatu Pendekatan Sistem. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Wahjosumidjo
(1994) Kepemimpinan dan Motivasi Pendidikan. Jakarta : Ghalia Indonesia