Home » » Mengelola Stres Akibat Pekerjaan

Mengelola Stres Akibat Pekerjaan

Stress dapat berdampak positif maupun negati terhadap knerja. Stress yang terlalu tinggi atau rendah, dalam jangka waktu tertentu dapat menurungkan kinerja. Ada dua pendekatan untuk mengelola stress, yaitu pendekatan individual dan penfekatan organisasional. Dua pendekatan ini menunjukkan bahwa tanggung jawab untuk mengeola stress di samping menjadi tanggung jawab atau tugas manajemen, juga menjadi tanggung jawab inidividu.Setiap individu memiliki tangung jawab untuk mengurangi stress. Pendekatan individual yang dapat dilakukan untuk mengelola stress meliputi penerapan teknik manajemen waktu, olahraga, relaksasi, dan perluasan jaringan dukungan sosial.
  1.  Penerapan tekhnik manajemen waktu. Pemanfaatan prinsip-prinsip dasar manajemen waktu dapat membantu seseorang untuk mengatasi ketegangan akibat tuntutan tugas atau pekerjaan secara lebih baik. 
  2. Prinsip-prinsip manajemen waktu yang banyak dilaksanakan antara lain adalah membuat daftar kegiatan harian yang harus diselesaikan, membuat prioritas kegiatan berdasarkan tingkat kepentingannya, membuat jadwal kegiatan berdasarkan prioritas yang disusun, dan mengalami siklus harian serta menangani pekerjaan yang membutuhkan siklus kerja tertinggi ketika anda dalam kondisi paling siap dan produktif.
  3. Olahraga, olahraga seperti renang, bersepeda, jalan kaki, dan aerobik merupakan bentuk-bentuk latihan fisik yang direkomendasi oleh dokter untuk mengatasi tingkat stres yang berlebihan
  4. Relaksasi. Untuk mengurangi ketegangan, seseorang dapat melakukan relaksasi seperti medinasi dan biofeedback/teknik pengendalian fisiologis.
  5. Memperluas jaringan dukungan. Ketika tingkat stress terlalu tinggi, seseorang dapat mengajak bicara dengan teman, keluarga, atau rekan kerja mereka. Hal ini merupakan cara untuk mengurangi stress dengan memperluas jaringan dukungan.

Sementara itu pendekatan organisasional yang dapat dilakukan untuk mengelola stress meliputi seleksi dan penempatan kerja yang lebih baik, pelatihan, penetapan tujuan yang realistis, desain ulang pekerjaan, meningkatkan keterlibatan karyawan, perbaikan komunikasi organisasi, penawaran cuti panjang, dan menyelenggarakan program-program keejahtraan karyawan.

  1. Seleksi dan penempatan kerja yang lebih baik. Keputusan seleksi dan penempatan kerja sebaiknya mempertimbangkan perbedaan-perbedaan individu mengenai pengalaman, kepribadian, sifat pekerjaan dan sebagainya.
  2. Pelatihan. Pelatihan yang berhasil dapat meningkatkan kepercayaan diri individu, sehingga dapat mengurangi hambatan dalam pekerjaan.
  3. Penetapan tujuan yang realistis. Penetapan tujuan dapat mengurangi stress dan dapat meningkatkan motivasi. Umpan balik yang pasti dan dilakukann sesegera mungkin dapat mengurangi frustasi dan stress individu.
  4. Desain ulang pekerjaan. Mendesain ulang pekerjaan dengan memberikan tanggung jawab yanglebih besar, pekerjaan yang lebih bermakna, otonomi, dan umpan balik yang meningkat, dapat mengurangi stress.
  5. Meningkatkan keterlibatan karyawan. Untuk mengurangi stress, para manajer dapat melibatkan  karyawan dalam pengambilan keputusan.
  6. Perbaikan komunikasi organisasi. Meningkatkan komunikasi dengan para karyawan dapat mengurangi ketidak pastian karena memangkas ambiguitas dan konflik peran.
  7. Penawaran cuti panjang. Cuti panjang dapat membangkitkan dan memberi semangat kembali para karyawan yang mungkin menemui kebutuhan. Kayawan dapat bepergian, santai atau mengejar proyek pribadi yang membutuhkan waktu panjang.
  8. Menyelenggarakan program-program kesejahtraan kartawan/ wellness programs. Program-program merupakan program-program yang didukung oleh organisasi,yang focus pada kondisi fisik dan mental karyawan secara keseluruhan (Robbins dan Judge, 2007)