Suatu kenyataan sejarah rartiyang amat menarik tentang Nabi Muhammad Saw ialah bahwa sejak beliau tampil sekitar lima belas abad yang lalu sampai sekrang tidak pernah muncul tantangan yang cukup berarti atas klaim bahwa beliau adalah penutup segala Nabi dan Rasul. Dimata beberapa orang sarjana islam terkemuka, seperti Fazlur Rahman, kenyataan itu merupakan bukti dan dukungan bagi pandangan islam bahwa Nabi Muhammad Saw. Adalah benar-benar yang terakhir dalam deretan mata rantai para Nabi dan Utusan Allah sepanjang sejarah umat manusai.
Konsep Nabi Muhammad Saw adalah penutup para nabi dan rasul cukup sentral dalam sistem kepercayaan islam. Dan implikasi konsep itu cukup luas dan penting . Hal itu terbukti antara lain dari adanya beberapa kontroversi yang memakan korban akhir-akhir ini dikalangan umat islam, seperti pengkafiran kaum Ahmadiyyah oleh Rabithat al-Aalam al-Islam dengan dampak pengucilannya di pakistan. Juga yang lebih dramatis, sikap permusuhan yang sengit pemerintah republik islam iran terhadap kaum baha'i (jika memang kaum Baha'i masih dapat dipandang sebagai bagian dari islam jika tidak maka, penyebutannya disini menjadi tidak relevan).
Namun agak mengherankan meskipun doktrin tentanf nabi muahammad saw. Itu begitu penting dan sentral dengan implikasi yang luas dan asasi, sedikit sekali para ahli tafsir al-Qur'an yang memberi perhatian dan ulasan kepada masalah pokok ini ketika menjabarakan makna firman Allah yang terkait, Bahkan sayyid Qutb, seorang ahli tafsir al-Qur'an, ternyata membahas masalah ini hanya secara se[intas lalu saja . Tidak bedanya dengan Sayyid Muhammad dengan ath-Thabathhabai, penulis kitab tafsir al-Mizan fi tafsir al-Qur'an yang juga berjilid-jilid menyinggung masalah ini secara sekadarnya saja.
Para penafsir al-Qur'an dari zaman modern ini yang dan berlatar belakang pengalam dalam budayamodern justru lebih menyadari implikasi penting pandnagan bahwa Nabi Muhammad Saw. Adalah penutup para Nabi dan Rasul. Dengan referensi silang dalam kitab tafsirnya, Muhammad asad misalnya, menunjukkan makna yang lebih luas dan fundamental dari pandangan itu, dengan implikasi yang juga luas fundamental. Tulisan ini banyak menggunakan pendekatan Muhammad Asad dalam penembagan argumennya, disamping sumber-sumber lain yang relevan.
Karena pokok pembahasan disini dalam beberapa segi menyangkut masalah aqidah (sampul keimanan) maka tentu tidak dapat diremehkan signifikasinya. Karena itu penegmbangan lebih lanjut argumen di sini oleh mereka yang berwenang secara ilmiah akan sangat disambut gembira.