Home » » Implikasi Sosial-Keagamaan Muhammad Sebagai Penutup Utusan Allah

Implikasi Sosial-Keagamaan Muhammad Sebagai Penutup Utusan Allah

Konsep Muhammad SAW Sebagai Penutup Para Nabi. 

       Kaum muslim, apa pun madzhab dan firqan mereka, bersepakat dalam keyakinan bahwa rasul-rasul Allah yanf dikirim kepada umat manusai berakhir pada diri Nabi Muhammad Saw. Beliaulah Nabi dan Rasul penutup (khatam al-ambiya wa'l-mursal-in). Keyakinan seperti ini didsarkan pada firman Allah dalam  al-Qur'an. "bukanlah Muhammad itu bapak dari salah seorang di antara kalian, dia adalah Rasul Allah dan Nabi yang terakhir." (QS al-Ahzab:40).
Keyakinan bahwa Muhammmd Saw. penutup utusan Allah berimplikasi bahwa rentetan wahyu-wahyu Allah yang diberikan, kepada para rasul, semenjak Nabi Adam as, dipandang telah sempurna diturunkan ditangan Nabi Muhammad Saw. Dengan demikian sesudah ayat terakhir dalam al-Qur'an turun , "Hari ini aku (Allah) sepurnakan bagimu agamamu, lengkaplah untukmu nikmat-Ku dan Aku rida bagimu Islam sebagai agama" (QS al-Maidah:3), berakhirlah proses penurunan wahyu dari Allah. Penjelasan ini menunjukkan bahwa terdapat evolusi didalam agama, di mana islam dimunculkan sebagai bentuk terakhir dan dengan demikian islammerupakan agama yang paling memadai dan sempurna.
        Di saat Nabi Muhammad masih hidup, umat islam di zaman itu, bila menghadapi masalah, baik dalam bidang kehidupan sosial maupun dalam bidang kehidupan keagamaan, pergi bertanya kepada Nabi Muhammad menyelesaikan masalah-masalah umat dengan petunjuk wahyu yang beliau terima dari Allah. Namun bila Wahyu tidak memberikan penjelasan apa-apa tentang masalah dihapadapn tersebut. Nabi terkadang menyelesaikan perkara-perkara yang dihadapi dengan pemikiran dan pendapat beliau sendiri atau terkadang melalui permusyawaratn dengan para sahabat. Pemikiran dan pendapat Nabi dan dijumpai dalam hadits. Hadits pada hakikatnya tidak hanya mengandung pemikiran dan pendapat Nabi saja, tetapi juga perbuatan serta ketetapan Nabi tentang suatu perkara.
        Di masa pemerintahan Khalifah Abu Bakar, lebih kurang dari satu tahun setelah Nabi Muhammad wafat, Ayat-ayat al-Qur'an yang ditulis  di pelapah-pelapah tamar, tulang dan daun kurma dikumpulkan menjadi satu kesatuan. Pada masa pemerintahan Ustman, kumpulan ayat-ayat tersebut dikodifikasi ke dalam satu kitab, dan dari kitab yang satu disalin lagi beberapa kitab untuk dikirimkan ke beberapa ibu kota daerah sebagai pegangan umat islam ditempat mereka masing-masing . Al-Qur'an yang ada di tangan kita dewasa ini berasal dari kondifikasi masa Ustman yang secara populer dikenal dengan nama Al-Mushaf  al-Usmami Sementara itu hadits dikumpulkanmmenjadi buku pada abad III Hijrah, 200tahun sesudah Nabi wafat.  Konsep Muhammad SAW Sebagai Penutup Para Nabi.